Kunjungan Paus Fransiskus ke Indonesia: Memperkuat Toleransi dan Kerukunan Antarumat Beragama


tentangkaltim.com

Paus Fransiskus, pemimpin tertinggi Gereja Katolik dunia dan Paus ke-266 dari Vatikan, menjadikan Indonesia sebagai salah satu negara tujuan dalam perjalanan apostoliknya pada September 2024. Kunjungan ini merupakan wujud keseriusan umat Katolik dalam memperkuat kerukunan antarumat beragama di Indonesia. Menurut rohaniawan Katolik, Ignatius Rudy Pratikno, kunjungan Paus Fransiskus ke Indonesia dimaksudkan untuk mempertegas komitmen umat Katolik dalam membina hubungan yang harmonis antarumat beragama di negara ini.

“Kedatangan Paus Fransiskus ke Indonesia mempertegas komitmen kami dalam memperkuat hubungan antarumat beragama. Umat Katolik berusaha memberikan pelayanan kasih secara nyata di tengah masyarakat yang beragam suku, agama, dan ras, dan kedatangan Paus Fransiskus meneguhkan upaya tersebut,” ujar Rudy dalam pernyataannya, Senin (9/9/2024).

Rudy, yang juga menjabat sebagai Wakil Ketua Forum Komunikasi Umat Beragama (FKUB) DKI Jakarta, menekankan pentingnya memelihara hubungan baik antarumat beragama untuk mencegah polarisasi akibat isu-isu politis. Meskipun di beberapa daerah di Indonesia masih terdapat konflik antarumat beragama, Rudy menyatakan bahwa gesekan tersebut seringkali disebabkan oleh konflik politik yang dibungkus dengan isu agama, bukan oleh perbedaan agama itu sendiri.

“Konflik antarumat beragama, seperti antara umat Islam dan Kristen, lebih sering dipicu oleh konflik politik kekuasaan yang dibawa ke ranah agama. Pemimpin massa yang berseteru dalam perebutan kekuasaan menggunakan isu agama untuk mendulang dukungan,” kata Rudy.

Rudy menambahkan bahwa perbedaan suku, agama, dan ras tidak seharusnya digunakan untuk meraih keuntungan politik sesaat. Perbedaan keimanan tidak boleh menjadi penghalang untuk bersatu dalam kebaikan dan kesejahteraan bersama. “Semua ajaran agama bertujuan untuk mengamalkan kebaikan, terutama dalam menyejahterakan masyarakat miskin dan berkekurangan,” tuturnya.

Menurut Rudy, hubungan lintas keimanan yang baik dapat memberikan manfaat besar bagi stabilitas nasional. Dengan hubungan antarumat beragama yang harmonis, perbedaan pendapat dan kepentingan dapat diatasi melalui dialog dan musyawarah. Kunjungan Paus Fransiskus ke Indonesia juga menunjukkan hubungan yang baik antara Indonesia dan Vatikan, yang diharapkan dapat memperkuat toleransi antarumat beragama di Indonesia dan menjadi contoh bagi dunia internasional.

“Relasi antara Indonesia dan Vatikan terus menguat, baik melalui hubungan diplomatik maupun melalui hirarki gereja. Dengan Pancasila sebagai dasar negara yang mempersatukan rakyat, Indonesia dapat menjadi contoh bagi dunia dalam menjaga kerukunan dan keharmonisan antar umat beragama,” tutup Rudy.

 

Berita Terkait

Top